Genre : Drama
Sutradara : Jeff Nichols
Pemain Film : Joel Edgerton, Ruth Negga, Michael Shannon,
Nick Kroll
Tanggal Rilis : 4 November 2016
Rumah Produksi : Raindog Films, Big Beach Films
Durasi : 123 Menit
Proud to say, I’m such a cynical romantics. And yes gw gak pernah nolak kalo diajak nonton film
romance. Jadi pas tau Jeff Nichols bakalan bikin film drama romantis, fix gw
kebeli. Karena ketika Jeff Nichols udah turun tangan, jangan harap ini cuma
sekedar film drama romantis sepasang kekasih yang penuh haru biru.
Film
Loving dibuka dengan scene Richard Loving (Joel Edgerton) dan kekasihnya, Mildred (Ruth Negga) lagi
duduk-duduk santai pada malam hari di teras rumah ditemani bunyi jangkrik,
beberapa detik kemudian sepotong kalimat keluar dari mulut Mildred. Kalimat
“I’m pregnant.” inilah yang menjadi turning point bagi hidup Ricahrd pun Mildred.
Yaps, Loving menceritakan tentang pasangan interrasial Richard dan kekasihnya Mildred yang diceritakan udah
pacaran sedari SMA, hingga suatu ketika mereka memutuskan untuk menikah. Eh baru
juga nikah, mereka udah ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Why? Simply
because he’s white and she’s black.
Tahun
1958 di Virginia, pernikahan antar ras bukan sekedar suatu hal yang seru buat jadi
bahan gosip ibu-ibu kompleks pada masa itu. But it’s a crime. Dan sepanjang
film kita diajak buat mengikuti perjuangan pasangan Loving ini memperjuangkan
pernikahan serta anak-anak mereka.
Film
Loving ini temponya lambat, menurut gw. Dan kalo lo berharap film ini bakal banyak
adegan-adegan ngehe, kubur harapan lo dalam-dalam. Keintiman yang dihadirkan di
film ini bukan keintiman yang penuh nafsu birahi dan adu bibir, but the kind
that’s expressed less in words and more in how two bodies fit, as if joined by
an invisible thread. Richard dan Mildred merupakan sejoli yang udah nyaman
dengan kehadiran satu sama lain, yang gak perlu saling ngomong i love you tiap
dua menit pun lo percaya mereka saling sayang (yes, I’m looking at you all Nicholas
Sparks’s adaptation films)
Dari
segi cerita, to be honest gw gak banyak tau tentang sejarah hukum pernikahan
antar ras Amerika pada waktu itu, jadi gw gak bisa banyak cakap tentang ini.
Tapi alurnya cukup mudah untuk dimengerti kok. Sedangkan Joel Edgerton dan Ruth
Negga really gave such a strong performances. Joel Edgerton emang udah ada
potensial buat jadi keren sejak muncul di Warrior, meskipun tahun lalu agak di
“misused” di Black Mass, but he came back this year in such an outstanding way.
Sedangkan Ruth Negga, oh well gw selalu menikmati scene doi teleponan, super
believeable! Jadi ketika dua aktor ini ketemu dalam satu frame, kelar idup lo.
I mean, gw aja seexcited itu waktu Richard ngelamar Mildred dengan tanah-buat-bikin-rumah sebagai mahar kawinnya, those little gestures between them
killed me. Oh dan yang gw suka juga adalah karakterisasi Richard dan Mildred
yang multi-dimensional. Kadang gw bisa suka dan setuju sama keputusan mereka,
tapi di lain hal gw bisa sebete itu sama mereka. But that’s what makes them
human afterall.
Overall,
kalo aja gw ngerti tentang sejarah sebenarnya kasus Loving ini mungkin (mungkin
loh ya) film ini bakal lebih ngena ke gw. But dengan visual yang ciamik dan
performances super dari Edgerton-Negga gw udah sangat menikmati film ini.
Stray Observations
- demi ampun, perasaan gw aja ato emang dari awal ampe akhir film kaga ada satupun rumah yang kelar dibangun
- kalo jaman itu udah ada Youtube dan Richard-Mildred bikin vlog diary “Richard-Mildred Against the World” pasti gw bakal nonton
Stray Observations
- demi ampun, perasaan gw aja ato emang dari awal ampe akhir film kaga ada satupun rumah yang kelar dibangun
- kalo jaman itu udah ada Youtube dan Richard-Mildred bikin vlog diary “Richard-Mildred Against the World” pasti gw bakal nonton
Wew. Pas gue baca ini. Gue langsung cari dan Nonton Lan. Bagosssssss Loh
BalasHapus